• gambar
  • gambar

Selamat Datang di Website SMP Negeri 3 Subah, Sekolah Berbasis IT. SMP Negeri 3 Subah

Pencarian

Kontak Kami


SMP NEGERI 3 SUBAH

NPSN : 30100294

Jl.Kalang Sari Desa Sempurna Kecamatan Subah Kab. Sambas Kalimantan Barat 79417


[email protected]

TLP : 081345050483


          

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 248173
Pengunjung : 102438
Hari ini : 103
Hits hari ini : 318
Member Online : 0
IP : 216.73.216.187
Proxy : -
Browser : Gecko Mozilla

Status Member

Pengalaman Bekerja dan Pembelajaran Selama Pembelajaran Daring di SMP Negeri 3 Subah




PENGALAMAN BEKERJA DAN PEMBELAJARAN SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI SMP NEGERI 3 SUBAH

(Robbiatul Adawiyah)

Penulis adalah staff Perpustakaan SMP Negeri 3 Subah

 

            Di awal tahun dua ribu sembilan belas saya masuk dan bekerja di SMP banyak pengalaman yang saya alami. Pengalaman selama pembelajaran secara daring. Saya bekerja di bagian staf perpustakaan. Karena di tahun itu staf perpustakaan tidak ada maka saya melamar kerja di sekolah ini. Di bagian itu saya harus mengerjakan pengecekan buku, menyusun buku sesuai nomor golongan, membuat laporan bulanan dan tahunan, pengecekan buku baru datang, memberi kode ke buku baru, ada kunjungan siswa ke perpustakaan, membuat buku wajib baca siswa, absen siswa berkunjung, dan ada juga laporan keuanganan koperasi, karena saya sambil menjual ATK di perpustakaan.

            Di bagian kunjungan siswa ke perpustakaan, ada kunjungan perpustakaan sesuai jadwal dan ada juga kunjungan jam kosong atau inisiatif sendiri. Itu pula saya membuat absennya berbeda. Dari siswa sendiri saya mengajarkan untuk menulis ulang atau menceritakan tentang apa yang siswa baca. Kunjungan perpustakaan yang menggunakan jadwal diwajibkan untuk siswa datang dan masuk tanpa terkecuali. Jika siswa yang tidak berkunjung ke perpustakaan saya beri apla atau keterangan lainny seperti izin atau sakit.

 Dikarenakan dari absen tersebut saya merekap untuk dimasukan ke dalam rapor. Maka dari itu siswa di wajibkan ke perpustakaan. Selain itu ada peminjaman buku paket ke siswa. Buku paket yang guru perlukan untuk siswa belajar di bawa pulang dan dengan syarat tertentu. Di setiap buku paket ada nomor atau kode buku yang harus siswa ingat dan jaga buku yang dipinjamkan. Jika buku yang dipinjamkan tersebut hilang atau tertukar saya memberi denda kepada siswa dan wajib untuk mencarinya sampai dapat.buku paket yang dipinjamkan tersebut mempunyai daftar nama peminjam dan ada kode buku di masing-masing buku.

            Setiap siswa harus bertanggung jawab dan menjaga apa yang mereka pinjam di perpustakaan. Peminjaman buku paket ini diberi waktu selama satu tahun atau satu semester. Tergantung buku di setiap mata pelajaran.ada juga peminjaman buku dengan memakai metode kartu perpustakaan. Yaitu meminjam buku selain buku paket. Seperti buku cerita, buku referensi, agama, boilogi, kimia, kerajinan tangan dan masih banyak lagi lainnya. Buku tersebut dipinjamkan selama kurang lebih empat hari.

Jika mengembalikan buku yang dipinjam itu telat, saya akan memberi denda kepada siswa tersebut sesuai berapa lama telat pengembaliannya. Selama peminjaman buku kartu saya tahan. Pengembalian buku, kartunya pun dikembalikan. Selain itu staf perpustakaan mengerjakan laporan bulanan dan laporan tahunan. Lapaoran bulanan itu merekap jumlah kunjungan siswa perbulan dan merekap jumlah peminjam buku. Rekapan bulanan tersebut dibuat menjadi grafik, dari situlah kita bias melihat perkembangan anak-anak yang minat membaca dan berkunjung ke perpustakaan selama satu bulan.

Setelah laporan satu bulan selesai senjutnya rekapan pertahun. Dari rekapan pertahun ini saya menggabungkan rekapan perbulannya menjadi satu tahun dan di buat grafik juga. Laporan ini biasanya dilihat oleh pengawas sekolah jika pengawas tersebut datang. Sebaiknya laporan tersebut dikerjakan setiap bulan, agar tidak kewalahan saat di perlukan.

Pekerjaan yang harus dikerjakan selanjutnya, jika ada buku-buku baru datang, harus melakukan pengecekan terlebih dahulu. Buku baru tersebut didata dan dimasukan ke inventaris buku. Lalulah memberi kode buku di setiap buku, memberi stempel di buku bagian halaman depan. Setelah selesai barulah buku baru tersebut disusun di krak buku yang di setiap rak ada kode klasifikasi buku masing-masing. Kode tersebut memudahkan pencarian buku. Rak buku yang sudah dibaca siswa harus dicek, karena biasanya siswa meletakan buku tidak sesuai dengan kodenya. Disinalah saya belajar dan bekerja semampu dan sebisa saya.

Saya ingin memiliki pengalaman bekerja mencari motivasi-motivasi agar memiliki wawasan yang luas. Dan tidak bergantung kepada orang lain. Awal bulan di tahun dua ribu Sembilan belas, keadaan sekolah lagi di landa pandemi dan siswa saat itu lagi diliburkan. Di situasi saat itu saya belum bertemu dan bertatap muka dengan siswa.

Pada saat itu situasi tidak ada siswa, jadi saya mengerjakan laporan yang bulan-bulan lalu yang tidak dikerjakan karena belum ada staf perpustakaan yang bekerja di sana. Setelah beberapa bulan terlewatkan masuklah tahun ajaran baru. Saata itu siswa di perbolehkan masuk sekolah dengan syarat jam sekolah dikurangi. Dan saya pun memperkenalkan diri kepada siswa kalau saya adalah staf perpustakaan yang baru. Selang beberapa bulan, mulailah dan disusun pembelajaran secara daring. Menerapkan pembelajaran secara daring ini ada sisi enak dan susahnya.

Mulailah guru dan staf merapatkan sistem pembelajaran daring tersebut dan menerapkannya. Dengan sistem daring ini siswa diberi jadwal pelajaran dengan berlajar dari rumah menggunakan handpone. Di handpone siswa, mereka mendownload aplikasi yang namanya classroom. Classroom ini mempermudah sistem pembelajaran jarak jauh . cocok untuk pembelajaran di masa pandemi saat itu. Susahnya ialah jika mereka belajar dari rumah, guru tidak bisa mengawasi siswa. Jadi lah saat itu, dalam tiga bulan sekali guru-guru pergi monitoring ke setiap rumah. Menanyakan bagaimana dengan classroomnya, apa ada masalah atau tidak.

Selang beberapa bulan, sistem pembelajaran secara daring dihentikan karena siswa diperbolehkan untuk masuk sekolah dengan sysrat siswa boleh membawa handpone dan waktu belajar di kurangi. Dengan belajar sistem seperti itu saya belum diberi jadwal untuk siswa masuk ke jam perpustakaan .karena mengurangi jam belajar tatap muka. Sistem belajar seperti itu berlngsung beberapa bulan. Setelah itu siswa di liburkan kembali dengan alasan covid.

Sejak adanya covid, pembelajaran tatap muka menjadi terhalang. Sehingga belajar di rumah masing-masing. Dengan belajar seperti itu, guru memberikan tugas tidak harus mendapatkan nilai bagus, yang pentingnya siswa mau mengerjakan tugas yang guru berikan. Salah benarnya tetap mendapatkan nilai, daripada tidak mengerjakan tugas sama sekali.

Selama adanya covid, kunjungan perpustakaan belum ada kegiatan sama sekali. Dan selang beberapa lama kemudian, barulah siswa diperbolehkan masuk sekolah dengan aturan siswa wajib memakai masker dan jaga jarak jangan lupa memcuci tangan. Setelah pembelajaran selesai siswa harus pulang langsung kerumah masing-masing dan jangan ada yang berkeliaran di luar rumah.

Di tahun berikutnya ini yang siswa boleh masuk sekolah. Barulah saya di beri jadwal jam kunjungan perpustakaan. Dengan keadaan dan situasi covid, kunjungan perpustakaan di kurangi jam kunjungnya, yang biasanya satu kali pertemuan satu jam menjadi satu kali pertemuan menjadi empat puluh lima menit. Dan itu waktu yang sangat singkat membuat siswa kurang puas dengan kunjungannya. Adapula siswa yang sangat senang dengan waktu seperti itu, siswa sperti itu biasany siswa yang susah diatur dan diajak berkunjung ke perpustakaan. Dengan situasi ini juga saya memberitahu kepada siswa untuk tidak berkerumun saat kunjungan perpustakaan.

Saat siswa mengerjakan rangkuman yang mereka baca tidak ada yang berbicara atau pun rebut di dalam perpustakaan, takutny mengganggu siswa lain yang sedang fokus merangkum. Setelah siswa selesai, rangkuman siswa tersebut dikumpulkan dan siswa keluar satu persatu. Rangkuman siswa tersebut saya periksa satu persatu. karena biasanya ada siswa yang tidak merangkum atau rangkumannya sangatlah sedikit. Siswa seperti itu kalau ketahuan saya suruh siswa tersebut untuk mengulangnya lagi.

Dan barulah saya memberi tanda tangan di setiap lembar buku yang mereka rangkum. Dengan tanda tangan itu saya bisa merekap berapa banyak lembaran yang ada tanda tangan karena setiap pertemuan, satu kali tanda tangan saya. Jika siswa mendapatkan tanda tangan saya sebanyak 30> maka saya memberi dia angka A. senjutnya jika siswa tersebut mendaptkan tanda tangan sebanyak 25-30 saya meri angka B. dan jika siswa tersebut mendapatkan tanda tangan sebanyak 20-25 saya akan memberinya angka C. Selanjutnya seperti itu, jika mereka mendpatkan sedikit tanda tangan maka nilai yang saya berikan pun jelek. Tergantung siswa yang mau megerjakan yang saya suruh kerjakan rangkuman. Dari nilai yang saya berikan itu saya merekapnya kedalam rapor di setiap semester. Agar siswa semangat dan mau berkunjung ke perpustakaan. Perilaku dan tindakan kita baik maka yang kita dapat juga baik pula.




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas