Muak

MUAK
(Reike Yosita Nome)
Penulis adalah siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Subah
Gadis itu bosan dengan pandangan di depannya. Dia merebut semuanya keluarga kekasih dan posisinya. Kekehan kecil terdengar darimulutnya, "keluarga mereka hanya orang-orang bodoh yang menginginkanku mati.”
Floryn, itu namanya seorang gadis buangan yang hanya menginginkan kasih sayang keluarga. Marga keluarganya bahkan Telah dihapus dari namanya. Baju kumuh yang ia pakai membuat siapapun tidak akan mengira jika dirinya adalah putri dari keluarga terhormat. Ttapi sekarang dia tidak menginginkan kasih sayang dari keluarganya lagi. Dia hanya menginginkan kematian hanya kematian yang ada di pikirannya sekarang. setelah ia mengetahui rahasia di masa lalunya Dia tidak punya gairah untuk hidup, kematian agar membuat jiwanya tenang "adalah aku ingin bertemu denganmu Ibu Mengapa mereka membenciku?"
Mata violetnya melihat langit yang dipenuhi dengan bintang-bintang sambil menahan tangis Floryn kembali ke mansion lamanya dia berbaring di atas ranjang yang sempit danmulai menangis.
"Kenapa aku harus merasakan ini sendirian Bukankah Charles dan Amon juga anakmu ibu? Tapi kenapa hanya aku yang diasingkan? Mengapa kau menjadi penjahat ibu?" Banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan langsung ke ibunya tapi ibunya 'Violetta Aldelard' telah tiada meninggalkan Floryn sendirian.
Floryn diasingkan oleh ayah dan kedua kakak kandungnya karena ia sangat mirip seperti ibunya orang yang dituduh telah membunuh neneknya Floryn mata yang sangat indah kulit, seperti salju, dan rambut birunya membuat ayahnya membenci Floryn.
tapi Floryn tidak perduli akan ayahnya dia hanya ingin kedua kakaknya kembali 'Amon Akzel Adelard' dan 'Charles Reikzel Adelard', 'Aston Altta Adelard' ayah Floryn kembali lagi ke Floryn.
Ada seseorang yang mengetuk pintu. Floryn menghapus air matanya dan membuka pintu.
"Ini makan malammu." Seorang pelayan yang membawakan Floryn segala susu dan roti yang sudah mulai berjamur.
“Bisakah kau membawakan makanan yang lebih layak untuk kumakan?" "Hei makan saja ini!!! Masih untung aku memberimu ini!" Pelayan itu melempar nampan yang dibawa dan pergi dari tempat kumuh itu.
"Dasar bodoh! Bahkan pelayan di rumah ini makan makanan yang lebih baik
daripada ini."
Floryn membersihkan pecahan piring dan gelas yang berserakan di depan pintunya "Kau layak mendapatkannya." Amon datang ke Mansion Floryn tanpa sepengetahuannya.
"Diam dan Pergilah dari tempat ini, bukankah kau tidak ingin datang ke tempat kotor ini mengapa kau datang kemari.... TUAN?"
"Ini bukan rumahmu! Kau hanya menumpang, ingat itu Floryn Yve Qakziel!"
"Ini rumah ibuku, dan sekarang rumah ini menjadi milikku! Pulang saja kau ke rumahmu yang sangat bagus itu, aku takut pakaianmu kotor dan kau akan menyalahkanku, karena itulah kebiasaan kalian menyalahkan orang yang tidak bersalah."
Amon menarik tekuk leher Floryn dan sekarang ia membuat Floryn membungkuk di hadapannya.
"Jangan banyak omong Kau, makan dan nikmati saja makananmu itu, aku juga tidak sudi berlama lama di rumah sampah ini"
"Tidak ada yang menyuruhmu ke sini." Senyum tipis terlihat di bibir Floryn. Amon melepaskan lengannya dari leher Floryn dan pergi dengan emosi.
"Dasar brengsek!"
Pukul 00.00
Floryn duduk di taman dan melihat indahnya rembulan pada malam itu.
"Aku ingin hidupku seindah rembulan itu, tapi apa boleh buat."
“huffft”
"Apakah ibu tenang? aku harap ibu tenang.”
“Aku akan membalaskan dendammu ibu, dan setelah itumungkin aku akan menyusulmu, Aku mengantuk"
Floryn kembali ke dalam mansionnya. Floryn sudah biasa tidur tanpa makan malam. Malam yang dinginpun sudah berlalu. ***
Floryn memulai paginya dengan membersih kan badan.
"Pagi ini pasti pelayan itu tidak memberiku makan, baiklah aku akan pergi ke pasar" Saat Floryn ingin pergi pasar dia berpapasan dengan ayahnya. Ayah dan anak saling acuh tak acuh akan keberadaan mereka. Sesampainya Floryn di pasar dia membeli bahan bahan mentah untuk ia masak di mansionnya itu, dari mana Floryn mendapatkan uang? Mendiang ibunya meninggalkan banyak uang dan pakaian.
Pakaian-pakaian itulah yang Floryn kenakan sehari hari, walapun sudah lusuh tetapi Floryn masih suka memakai pakaian ibunya. Dia memiliki banyak uang untuk membeli pakaian yang lebih bagus dan baru tapi dia lebih memilih pakaian ibunya.
Gadis malang berusia 16 tahun yang seperti hidup sebatang kara tapi masih memiliki samangat hidup jika saya menjadi Florynmungkin saya sudah menyerah. Sesudah ia membeli bahan-bahan mentah ia pulang dan memasaknya karena dia sangat lapar.
"Apakah ini bisa dimakan? Aku tidak yakin dengan masakanku"
"Permisi!" seseorang mengetuk pintu.
"Cihh aku baru saja ingin makan!" Floryn membuka pintu dan dia menemukan seorang pria.
"Iya? Ada apa Tuan?"
"Kau?? Apakah Kau putri dari Violetta Adelar?" Floryn mengangguk malas. "Ahh, perkenalkan aku Farnandes aku sahabat ibumu dulu, apakah aku boleh masuk??"
"Masuklah." Tuan Farnandes masuk ke dalam mansion.
"Nama ku Floryn Yve Qakziel, duduklah aku akan mengambilkanmu
air."Farnandes duduk di atas sofa yang sudah lusuh.
"Aku tidak melihat Violetta di sini, dan kenapa gadis itu tinggal di sini?? Bukankah Aston telah membangun mansion yang baru? Dan kenapa dia terlihat sangat tidak terurus?" "Ini Tuan, ada apa? Sepertinya banyak pertanyaan yang ingin Kau tanyakan" memberikan secangkir teh dan makanan ringan."Di mana ibumu nak?"
"Ibu?? Dia telah tiada 4 tahun yang lalu Tuan"
"Ap-apa??" Floryn melihat mata Farnandesmulai berkaca kaca. "Ada apa Tuan??" "Letta telah tiada 4 tahun yang lalu? Kenapa Aston tidak memberi tahuku, apa aku boleh tahu kenapa ibumu bisa tiada?"
"Ibu dituduh membunuh nyonya Leya (ibu Ason) oleh Tuan Aston"
"Tidak mungkin Letta melakukan hal itu"
Floryn menceritakan secara detail kejadian saat ibunya dituduh membunuh neneknya kepada tuan Farnandes.
"Tapi Floryn, tapi apakah ada bukti jika Letta yang membunuh nenekmu?"
"Tidak ada bukti apapun Tuan, mereka menuduh ibuku dan menghukumnya"
"Lalu kenapa Kau tinggal di sini sendirian?"
"Alasan bodoh yang mereka buat"
"Apa maksudmu?"
"Mereka membenciku, karena aku mirip dengan ibuku"
“Kau memang mirip sekali dengan ibumu, dan ayahmu sangatlah bodoh Ucap Farnandes di dalam hatinya. "Alasan seperti apa itu, sungguh Aston sangatlah bodoh!"
"Yaa dia sangat bodoh, dan kedua anaknya itu sama sepertinya"
"Baiklah terimakasih atas minumannya"
"Yaa, semoga selamat sampai tujuan Tuan"
"Panggil saja aku paman"
"Ahhh... baiklah Paman." Farnandes berencana untuk datang ke rumah Aston di rumah Aston. ***
Farnandes menghempaskan banyak gucci milik Aston
"Ada apa Nandes?? Kenapa kau menghancurkan itu semua?" Tanya Aston dengan raut wajah yang panik.
"Kau bertanya? Kurasa aku juga akan menghancurkanmu saat ini" Farnandes mencekik Aston. Amon dan Charles datang dan melepas kan tangan Farnandes dari
Ayahnya.
"Ada apa paman?? Kenapa Kau mencekik ayah?" Tanya Charles cemas. "Tanyakan pada bajingan satu ini, Kau mengasingkan putrimu karena kesalahan orang lain, Kau hanya bisa menuduh Aston!! Apa Kau punya bukti jika Letta yang membunuh ibumu?"
"Ini bukan urusan paman." Ucap Amon yang ingin membela ayahnya.
"Dengan sangat jelas aku bertanya ke pada Aston, bukan Kau!" Farnandes semakin panas.
Aston hanya terdiam.
"Kau masih sama seperti dulu, Aston yang bodoh dan brengsek" Farnandes pergi dari mansion Aston dengan amarah yang masih memuncak "Aku akan membalas kan dendammu Letta!" Farnandes melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. ***
Kembali ke mansion Aston
Amon mendatangi Floryn dia mencari di sekeliling rumah tapi Amon tidak menemukan Floryn.
"Kemana perginya anak itu?"
"Kau mencariku?" Ucap Floryn yang sedang duduk di atas sofa dengan kaki yang menyilang dan minum minuman keras.
"Wah wahhh gadis berusia 16 tahun minum minuman keras? Bagaimana bisa kau mendapatkannya?"
"Tidak usah banyak tanya, untuk apa kau datang ke rumah ini?"
"Cihhh, apa Kau yang memberi tahu paman Farnandes tentang ibu pembunuhmu
itu?"
"Hmm"
"Berhentilah minum dasar bodoh" "Heii" Floryn sedang mabuk sekarang.
"Ikutlah aku" Amon menarik tangan Floryn.
"Mau kemanaaa?" Amon membawa Floryn ke rumah ayahnya.
"Ini dia ayah, cekiklah dia seperti yang paman Farnandes lakukan kepadamu, dialah yang memberi tahu paman Farnandes tentang pembunuh itu" Tanpa basa basi Aston langsung menampar dan membanting Floryn, entah bagaimana ia bisa melakukan hal ini kepada putri kandungnya sendiri.
"Kau!! Kau Aston gila, Kau ingin membunuhku? Bunuhlah Kau adalah ayah yang sangat Kau sangat, entahlah aku tidak mau mengatakannya! Aku takut sekali jika kau marah" Floryn tertawa dia tertawa seperti orang gila. "Kauu, kau yang membunuh ibumuu! Lalu kenapa kau menuduh ibuku? Hahh? Kenapa ASTONN" Floryn selalu tertawa saat dia menyelesaikan satu kalimat, dia tidak bisa merasakan apa apa lagi, bahkan kepalanya yang terkena banyak sepihan kaca pun tidak terasa apa-apa baginya.
"Apa maksudmu?? Aku membunuh ibuku sendiri? Apa kau ingin mati?"
"Aahahahah, kau saja bisa membunuh istri dan ayahmu, lalu kenapa kau tidak bisa membunuh ibumu? Dan sekarang kau ingin membunuhku, bukan? Bunuhlah aku!! Aku tidak takut dengan laki-laki brengsek sepertimu, idiot Kau idiot!! kau menghukum orang yang tidak bersalah demi menutupi kesalahanmu! Apa kau tidak malu?"
Floryn menangis, dia merasa sangat kecewa dengan ayah yang sangat ia sayangi, tapi itu dulu sekarang mendengar suaranya saja dia sudah ingin muntah
"Dulu aku sangat menyayangimu, tapi apa yang Kau lakukan?? Kau membunuh ibu dan nenekku!! Aku melihat semuanya aku tahuuu, aku tidak perduli saat kau mengasingkanku, aku bersyukurr aku sangatt bersyukur aku tidak perlu melihat PEMBUNUH setiap hari, tidakk aku tidak ingin mati ditanganmu jangan bunuh aku, aku tidak ingin mati di tangan orang idiot sepertimu"
Floryn sudah tidak tahan lagi, dia mengatakan semuanya
"AKU muAKK muAKKK!!!"
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Bahagia Ibu Meninggal
- Khadijah Wanita Istimewa
- Tetap Berprestasi di Masa Pandemi
- Pembelajar di Ujung Negeri di Masa Pandemi
- Hikmah Bapak Tua
Kembali ke Atas