Pembelajar di Ujung Negeri di Masa Pandemi

PEMBELAJAR DI UJUNG NEGERI DI MASA PANDEMI
(Erni Dianti, S. Pd)
Penulis adalah guru SMP Negeri 3 Subah
Tepatnya pertengahan tahun 2017, saya yang biasa dipanggil anak-anak dengan sebutan Ibu Dian mengabdikan diri di sekolah SMP Negeri 3 Subah tepatnya di Desa Sempurna jauh dari perkotaan, jika ingin ke Kota(Sambas) menempuh perjalanan kurang lebih dua jam menggunakan sepeda motor dan disana pun sudah ada listrik maupun internet walaupun awal-awal saya masuk tidak semua jaringan internet bisa. Kini sudah empat tahun pengabdian saya disana, semoga bisa memberikan pengajaran sampai akhir hayat.
Anak-anak disana sangat bersemangat untuk bersekolah, sekolah kami ditempati 3 ruangan masing-masing yaitu kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Minat anak-anak sekolah disana sangat tinggi tapi untuk hasil belajar sangat rendah, mungkin inilah PR kami sebagai guru harus mencari cara agar hasil belajar anak-anak mengalami peningkatan. Apalagi sekarang tepatnya pada bulan maret 2020 Negeri kita tercintai terkena musibah, entahlah apakah itu bisa disebut musibah atau ujian yaitu Virus Covid-19 atau biasa orang-orang menyebutnya dengan Virus Corona. Dengan adanya Virus tersebut kami pun guru-guru berupaya agar proses pembelajaran yang dulunya tatap muka berubah menjadi daring atau online dan berharap ketika daring dapat berjalan dengan lancar.
Dengan adanya Virus tersebut, kemudian beredarlah surat yang menyatakan bahwa pembelajaran tatap muka pun harus diberhentikan untuk batas waktu yang belum bisa ditentukan. Kami pun guru-guru berupaya agar proses pembelajaran yang dulunya tatap muka tetap berjalan agar anak-anak kami tetap mendapatkan ilmu, kemudian guru-guru beserta anak-anak melakukan pelatihan cara belajar jarak jauh dengan menggunakan geoogle classroom, zoom meeting dan lain-lain. Bersyukur anak-anak dapat mempelajarinya dengan mudah dan kami pun memulai pembelajaran secara daring atau online dan berharap ketika daring dapat berjalan dengan lancar.
Awalnya saya pribadi mengalami kesulitan karena baru kali ini mengalami hal semacam itu yaitu belajar dari rumah (mengajar tapi dari rumah), bersyukur sekarang sudah ada internet jadi kami guru-guru yang awalnya lumayan kesulitan karena diadadakan pelatihan cara menyampaikan materi, memberi tugas dan lain-lain menggunakan aplikasi dan semua itu yang awalnya sulit menjadi mudah.
Sebenarnya banyak sekali kendal-kendala yang kami hadapi dalam pembelajaran PJJ dari anak-anak kami dengan berbagai alasan ketika mereka tidak aktif dalam pembelajaran yaitu salah satunya tidak mempunyai kuota atau HP(Hand Phone) . Tapi kami tetap mencari cara agar permasalahan seperti itu dapat diatasi, besyukur ketika Virus itu menyerang Negeri tercinta begitu banyak bantuan yang kami dapatkan dari kuota gratis untuk anak-anak kami dari pemerintah bantuan Hand Phone dari sekolah untuk para guru maupun anak-anak yang belum memilikinya agar mereka tetap dapat belajar walaupun dari rumah.
Dengan alasan-alasan tertentu anak-anak ada yang tidak aktif dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ), kami pun para guru melakukan cara agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan anak-anak tetap melakukan pembelajaran di rumah. Cara yang kami lakukan adalah dengan memonitoring atau mendatangi satu persatu anak-anak murid di rumahnya masing-masing dengan mematuhi protokol kesehatan, dan menanyakan alasan apa yang membuat mereka tidak aktif dalam pembelajaran (PJJ) kemudian mencatat alasan-alasan apa yang membuat mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ), kemudian hasil dari alasan tersebut kami rapatkan dan mencari cara bagaimana mendapatkan jalan keluarnya agar anak tersebut tetap aktif dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) .
Dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) tantangan yang saya hadapi adalah faktor sinyal, maklum di desa kadang sinyal mendukung kadang tidak, kemudian penyampaian materi pastinya tidak bisa semua BAB bisa terselesaikan pada satu semester, kemudian tugas pun kadang tidak seratus persen anak-anak mengumpulkan Meskipun demikian saya dan guru-guru lain tetap berusaha agar proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat berjalan dengan lancar dan semaksimal mungkin agar materi tersampaikan ke anak-anak.
Dengan adanya monitoring atau mengunjungi siswa ker rumahnya masing-masing walaupun hanya sebulan sekali, mereka merasa kami perhatikan walaupun dalam pembelajaran jarak jauh dan itu membuat mereka aktif kembali karna ketika mendatangi rumah mereka masing-masing jika disitu kebetulan ada wali murid kami pun memberi masukan yang sifatnya membangun dan memberi semngat ke anak-anak mereka(wali murid).
Semoga Bapak/Ibu diseluruh pelosok negeri Indonesia tercinta yang profesinya menjadi seorang guru sekaligus suri teladan, panutan, dan yang siap mentranferkan ilmu, fikiran, tenaga tetap semangat dalam menjalankan tugas demi mencerdaskan anak-anak bangsa. Dengan adanya pembelajaran jarak jauh ( PJJ) memberikan pengalaman yang sangat luar biasa dan ilmu baru yang saya dapatkan dan akan menjadi sejarah dalam hidup saya menjadi seorang guru.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Bahagia Ibu Meninggal
- Khadijah Wanita Istimewa
- Tetap Berprestasi di Masa Pandemi
- Hikmah Bapak Tua
- Hikmah Boikot
Kembali ke Atas